CISC ADALAH KELUARGA KEDUA BAGIKU!!!

September 10, 2008 at 1:04 pm | Posted in Sharing On-line Sahabat CISC | 3 Comments

CISC ADALAH KELUARGA KEDUA BAGIKU!!!

 

Malam Tahun Baru 1 Januari 2005, setelah kami kumpul-kumpul di Acara Tahun Baru bersama keluarga di rumah orang tuaku di Cirebon, lewat tengah malam aku tidur bersama sama saudara-saudaraku. Menjelang tidur, aku bercerita pada kakak iparku mengenai benjolan yang ada di payudara kananku. Beliau menyarankan untuk secepatnya memeriksakan diri ke Yayasan Kanker Indonesia (YKI)

 

Setelah aku mendapatkan informasi tentang YKI, tanggal 3 Januari 2005 sebelum berangkat kerja aku memberanikan diri dan kusempatkan mampir ke YKI. Perasaanku masih biasa saja, santai tanpa ada rasa takut. Dokter di YKI mulai memeriksaku dan menyarankanku untuk menjalani pemeriksaan mammografi dan USG.

Tanpa pikir panjang dan kebetulan juga saat itu aku sedang membawa uang, aku menjalani mammografi dan USG. Karena penasaran akan hasilnya, aku menunggu hasilnya yang selesai tidak lama kemudian. Dokter radiology berkomentar hasilnya mencurigakan benjolan adalah tumor ganas. Aku mulai was-was. Dokter menyarankan untuk berkonsultasi dengan Dokter ahli tumor dan serba kebetulan hari itu dokter ahli tumor akan datang. Dengan sabar dan perasaan yang nggak karuan, aku menunggu dokter tersebut (adalah dr Ramadhan yang menjadi dokter onkoku yang sabar dan  baik hati sampai saat ini).

 

Jam 14.00 Dr Ramadhan datang. Aku masuk ke ruangannya tapi sayang beliau tidak banyak menjelaskan tentang penyakitku mungkin karena aku datang sendiri tanpa suami. Dokter menyuruhku untuk datang lagi besoknya di RS Dharmais bersama suamiku.

 

Tanggal 4 Januari 2005 aku bersama suamiku datang ke RSKD. Dokter menjelaskan panjang lebar tentang tumor yang dicurigai ganas, tentang sifat dan jenisnya, tentang protokol terapinya dan sebagainya. Aku disarankan untuk segera operasi, dan suamiku juga setuju.

Segera aku mengurus administrasi, tapi begitu aku tanyakan tentang beayanya . . …… aku & suamiku jadi bingung, dari mana uang sebanyak itu.

Suamiku bukan pegawai tetap, dan aku sendiri bekerja pada perusahaan swasta bukan pegawai negeri yang bisa dicover asuransi.

Akhirnya kucoba menghadap atasanku di kantor. Alhamdulilah beliau sangat mendukung rencana operasiku dan memberiku pinjaman dana untuk beaya operasi. Terimakasih Tuhan, di saat Engkau berikan cobaan Engkau berikan kami kemudahan.

 

Tanggal 10 Januari 2005, setelah beberapa hari menjalani pemeriksaan kesehatan untuk persiapan operasi, jam 08.00 aku masuk ruang operasi. Dokter mengambil jaringan untuk di PA (sayat beku istilahnya), kalau hasilnya ganas langsung dilakukan pengangkatan payudara kananku (mastektomi),dan ternyata hasilnya positif kanker.

Satu minggu aku menjalani perawatan di RS dan 1 minggu kemudian aku harus kembali kontrol.

 

 

 

 

Kembali kontrol, dokter menyuruhku untuk segera menjalani kemoterapi. Apa itu kemoterapi, aku nggak ngerti sama sekali dan dokter tidak menjelaskan. Mungkin dokter berpikir aku sudah tahu karena aku tidak bertanya padahal aku diam karena aku tidak tahu apa yang harus kutahu…. Ha..ha..ha lucu juga kaya waktu sekolah dulu, kalau guru tanya murid diam saja, bukannya dah tahu tapi ga tahu apa yang harus ditanyakan.

 

Aku cari-cari informasi, lagi-lagi Tuhan tunjukkan jalan kepadaku. Aku dapat informasi, ada perkumpulan pasien-pasien kanker dalam suatu wadah organisasi namanya CISC yang secara rutin mengadakan pertemuan Support Group (SG) 2 x setiap bulannya.  Kebetulan CISC  saat itu mengadakan seminar tentang kemoterapi. Dengan semangat yang berapi-api aku berusaha untuk hadir. Dari pertemuan itu kuperoleh informasi yang sangat jelas dan ditambah lagi aku mendapatkan support dan empati dari teman-teman yang walaupun baru kukenal tapi rasanya mereka sudah mengenalku lama. Dengan begitu aku menjadi lebih bersemangat untuk segera menjalani kemoterapi walaupun katanya efek kemoterapi itu   tidak nyaman. (e……. betul juga untung aku ikut pertemuan CISC itu jadi aku dah ga kaget lagi)  

 

Satu setengah bulan setelah operasi aku ditangani oleh Dr Chospiadi Irawan untuk menjalani kemoterapi dengan FAC 6X.

Mual, pusing, tidak nafsu makan, diare… pokoknya nano-nano semua kurasakan dan Alhamdulilah semua bisa kujalani dengan lancar sampai selesai 6 x kemo. Berikutnya aku mendapatkan terapi hormon (tamoxifen) supaya menstruasiku terhambat/berhenti, sambil setiap bulan aku harus kontrol ke dokter. Ternyata beberapa bulan setelah aku minum tamox, mens tetap rutin datang setiap bulan.

Oh ya.. untuk menghentikan mens dokter memberikan beberapa alternatif, a.l. angkat ovary(histerextomy) atau sinar ovary atau menggunakan zoladex, karena usiaku masih tergolong muda (40thn) akhirnya dicoba dulu aku diberi suntik zoladex sebulan sekali selama 14x dan hasilnya aku menopause dini.

 

Januari 2006 (1 tahun pasca operasi),  dokter menganjurkan check up keseluruhan.

Waktu itu aku ditemani mbak Sri membawa hasil rontgenku. Dari hasil rontgen  terlihat bahwakanker itu sudah merambah ke paru-paruku. Dokter memintaku lagi untuk menjalani kemoterapi dan beliau mengatakan bahwa karena hasil PA ternyata aku Her2+, disarankan aku memakai herceptin, yang katanya jenis obat kemo yang paling efektif untuk kanker payudara dengan Her2+. tapi jangan tanya…. tidak mungkin aku mampu membelimya. Aku tidak bisa berkata apa-apa, untung ada mbak sri yang menemani  dan mengusulkan pada dokter bagaimana kalau dicoba dengan obat yang lain dulu, toh herceptinpun tidak menjamin 100%.   Siapa tahu dengan keikhlasan menjalaninya Tuhan memberi mujizat. Akhirnya Dokter menyetujui aku menjalani kemoterapi dengan CMF.  Atas dukungan suami, anak-anak dan keluargaku dan semangat yang diberikan teman-temanku CISC yang tidak henti-hentinya mensupport dan menemaniku, kujalani paket kemoterapiku yang kedua dengan lancar (walaupun tetap saja efek kemo yang serasa meremukkan ragaku dengan setia menyertaiku).

 

Selesai paket kemo yang kedua aku kontrol lagi lengkap dengan rontgen paru. Alhamdulilah  dinyatakan sudah bersih, betapa senang hatiku … Aku datang ke SG CISC yang waktunya bertepatan dengan waktu aku kontrol ke dokter. Tidak tahan untuk segera menceritakan hasil terapiku yang sukses. Teman-teman CISC semua terharu memelukku dengan erat, kami menangis tapi tangis bahagia.  Aku semakin yakin Tuhan sangat menyayangiku. Di saat aku kebingungan Dia berkenan membawa aku masuk dalam kelompok supporting group seperti ini. Mereka semua menyayangiku sebagaimana keluarga.

 

Pasca terapi, hari-hariku kuisi dengan tetap bekerja di kantor. Di saat-saat luang aku semakin rajin datang ke acara-acara CISC, kuberikan support dan pengalamanku pada pasien-pasien kanker yang masih baru. Ceritanya aku sudah jadi senior kanker…. Hahaha. Aku juga sudah ikut TOT penyuluh kanker yang diadakan POI dan aku rajin hadir dalam acara-acara seminar kanker  kalau kebetulan hari libur kantor. Yang pasti rasanya rugi kalau aku tidak datang di pertemuan SG CISC setiap 2 minggu sekali. (sampai saat ini, ditemani anakku aku masih selalu rajin datang SG lho, dengan hadir di SG aku termotivasi melihat teman survivor lainnya, aku harus bisa seperti mereka dan kalau pulang pak Benny atau teman yang lain selalu rajin mengantarku sampai terminal busway, terimakasih ya Pak)

 

April 2007, jadwalku kembali kontrol keseluruhan lagi.

Seandainya pantas, saat itu aku akan berteriak atau kurobohkan dinding di depanku untuk menyalurkan kesedihanku.

Tamu yang datang tak diundang menyelinap diam-diam kembali lagi menyeringai di paru-paruku dengan ukuran lebih besar +-4 cm, padahal 6 bulan sebelumnya paru-paruku dinyatakan bersih. (apakah mungkin salah diagnosa waktu itu ?)

Dokter memberi lagi aku kemoterapi (taxotere + carboplatin) sebanyak 6X, lagi-lagi aku masuk episode neraka (istilah mbak Yeye) yang kujalani dan nikmati saja. Karena kemo kali ini adalah paket kemo ketiga maka jam terbang kemoku dah tinggi, dan Alhamdulilah Tuhan selalu memberi aku kemudahan-kemudahan di dalam cobaanNya. Semua biaya terapiku bisa dimasukkan dalam JPS, teman-teman CISC selalu datang silih berganti mensupportku baik di rumah maupun di RS waktu aku dikemo. Keluargaku sangat menjaga dan menyayangiku.

 

Rencananya, setelah 6X kemo (selesai Agustus 2007) karena tumornya mengecil +_3cm dokter akan menambah kemo 2 X lagi.

Bulan September 2007, belum sempat kemo tambahan aku jalani, tiba-tiba kepalaku sakiiiit tak tertahankan. Kucoba makan obat sakit kepala tapi tetap tidak ada hasilnya malah tambah sakit. Kebetulan waktu itu libur hari Raya Idul Fitri.

Seminggu setelah Hari Raya aku datang ke RSKD untuk periksa. Dokter menyarankan untuk ct scan kepala. Ternyata hasilnya tidak menggembirakan. Kanker itu telah nongkrong lagi di otak kanan kepalaku dan untuk itu aku disuruh menjalani terapi dengan sinar kepala sebanyak 10X setiap hari. Otomatis aku cuti dari bekerja selama penyinaran supaya aku cukup istirahat. Alhamdulilah sampai sekarang tidak ada lagi keluhan di kepalaku.

 

 

 

Setelah selesai sinar, aku masuk kembali bekerja. Alhamdulilah perusahaan tempatku bekerja sangat toleran dan mendukungku. Aku tinggal di daerah Depok dan kantorku jauh di daerah kota sehingga setiap hari aku naik kereta. Suatu hari saat aku harus turun, tiba-tiba kakiku tidak bisa melangkah. Aku panik dan ditolong seseorang untuk turun dan diantar ke klinik stasiun (terimakasih pada yang sudah menolongku). Dari klinik aku minta tolong menelepon teman kantorku untuk datang dan langsung mengantarku ke RSKD.

 

Di RSKD aku langsung diperiksa dan di roentgen kaki kananku. Astaqfirullah ….. lagi-lagi kanker itu ada menyelinap di tulang lutut dan kaki kananku bagian bawah. Aku menjalani lagi terapi sinar 10X di kedua bagian kakiku, otomatis aku tidak bisa jalan dengan kedua kakiku. Ayahku yang sudah sepuh datang menemaniku selama aku menjalani radioterapi, mendorong kursi rodaku. Tidak terbayangkan olehku kenapa justru orang tuaku yang mendorong kursiku bukan sebaliknya akulah seharusnya yang merawatnya. Terimakasih Tuhan telah Kau berikan aku keluarga dan teman-teman yang menyayangiku.

 

Hampir 3 bulan aku memakai kursi roda, dan Alhamdulilah berkat banyak doa dari teman-teman, tetangga dan keluargaku dan ditambah terapi kemo lagi setiap minggu sebanyak 13 X untuk paruku yang masih bermasalah yang kujalani dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, pelan-pelan sekarang aku bisa kembali berjalan lagi walaupun agak pincang.

Kupenuhi disetiap tarikan nafasku dengan rasa syukur pada Allah SWT yang telah memberikan Rachmat dan BerkahNya kepadaku, sehingga aku bisa menjalani semua ini, dan kumohon Ya Allah berilah aku kesempatan dan kekuatan untuk mendampingi dan mengantarkan anak-anakku menjadi dewasa.

Terimakasihku yang sangat dalam kepada suamiku dan orangtuaku yang selama ini dengan sabar menemani aku dalam menjalani terapi, anak-anakku yang sangat mengerti, adik-adik & seluruh keluarga, teman-temanku CISC yang tidak putus-putusnya memberiku semangat dan memotivasiku untuk tetap tegar dan juga bantuannya untukku, perusahaan tempat aku bekerja juga telah sangat membantuku. RSKD beserta Dr & paramedisnya yang telah merawatku, terutama Dr Ramadhan & Dr Chospiadi Irawan yang telah banyak membantu mengusahakan untuk bisa mengobatiku.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan-kebaikan kalian semua.

Amin Ya Robballalamin.

 

Jakarta, 13 Juni 2008

 

Sutinah

3 Comments »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

  1. Masya Allah..luar biasa mbak sabarnya..gmn keadaan mbak sekarang….benar2 pelajaran berharga bagi yg sehat maupun yang sakit..semoga Allah memberi kesembuhan kepada mbak dan semua yg sedang sakit. Amin yta

  2. Masya Allah..luar biasa mbak sabarnya..gmn keadaan mbak sekarang….benar2 pelajaran berharga bagi yg sehat maupun yang sakit..semoga Allah memberi kesembuhan kepada mbak dan semua yg sedang sakit. Amin yta

  3. ikut terharu membaca perjuangan bu sutinah melawan kanker,bagaimana keadaan bu sutinah hari ini?


Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.
Entries and comments feeds.